Minggu, 15 Januari 2017

Menyingkap Tabir O2SN, FLS2N dan OSN

Menyingkap Tabir O2SN, FLS2N dan OSN
Oleh : Abu Silmy (Pengajar di SDN Karundang 1)

Tinggal menghitung hari, momentum yang ditunggu-tunggu akan tiba saatnya, yaitu O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional), FLS2N (Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional) dan OSN (Olimpiade Sains Nasional). Tiga kegiatan tersebut sudah menjadi kegiatan rutin tahunan sekaligus hajatan akbar di tingkat kecamatan, kabupaten/kota juga provinsi. Ketiganya adalah media sekaligus kesempatan emas untuk menentukan siswa berbakat di bidang ilmu pengetahuan (sains) dan olahraga.

Ajang pencarian juara tersebut, khususnya di Kota dan Kabupaten Serang dilaksanakan biasanya pada semester kedua, sekitar awal bulan Februari. Sudah menjadi kepastian, dari jauh-jauh hari, semenjak ajaran baru dimulai, siswa sudah mulai dilatih dan dibimbing serius oleh para guru pendamping masing-masing mengenai akademiknya (intelektualitas) juga mentalnya menghadapi ketiga kegiatan akbar di atas.

Selain menjadi ajang pencarian juara, O2SN, FLS2N dan OSN juga sebagai sarana untuk menyambungkan dan memperkuat tali silaturahmi antar guru dan kepala sekolah juga pengawas binaan yang ada di SKPD-nya masing-masing, karena momentum ini melibatkan seluruh unsur sekolah di tingkat SD, baik negeri maupaun swasta yang ada di bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota/Kabupaten Serang. Semua guru, kepala sekolah juga pengawas binaan ikut terlibat dan berperan aktif  menyukseskan acara tersebut.

Karena  menjadi momentum penting maka semuanya dipersiapakan secara matang, dan bukan main-main. mempersiapkannya menghabiskan waktu, tenaga dan pikiran. Tapi di situlah nikmatnya mendidik dan melatih peserta didik. Kebahagiaan seorang guru sesungguhnya jika melihat para siswanya mempunyai semangat tinggi, tekun belajar dan pintar-pintar tentunya. Karena didasari sebuah ibadah, maka semanagat (ghiroh) menjalaninya.

Biasanya setelah masing-masing sekolah selesai menyortir dan menentukan siswa pilihan untuk mewakili sekolahnya untuk ajang tersebut, semua guru berperan aktif dengan keahliannya masing masing dalam membimbing dan melatih penuh intensif, keringat, waktu dan rasa capek menjadi modal utama untuk meraih kegemilangan pada hari penentuan nanti.

Sudah lumrah, dalam setiap ajang kompetisi atau perebutan juara selalu ada saja isu-isu nyeleneh misalnya “curang”, “tidak transparan”, bahkan “nepotisme” dalam hal penentuan juaranya, sehingga munculah opini negatif bahwa kegiatan tersebut tidak sah dan harus diulangi lagi, isu-isu ini bisa terjadi juga di daerah mana saja bahkan dianggap hal biasa bagi sebagian orang.

Saya penuh harap dan yakin O2SN, FLS2N dan OSN  tahun ini  akan lebih sukses dan meriah dari tahun-tahun sebelumnya, tentunya lebih kompetitif juga suportif dari semua unsur. Sehingga budaya  serupa nepotisme, negoisme dan pelanggaran lainnya akan terkubur dalam dengan sendirinya.

Budaya-budaya itulah yang akan mencoreng hajat dan pesta bersama ini, sekaligus membunuh karakter, bakat dan semangat siswa juga melemahkan sistem dan unsur yang terlibat sehingga kesungguhan, ketekunan dan keringat para peserta (siswa) lomba dan pelatih (guru) terasa sia-sia.

Sebagai penangkal budaya-budaya diatas tidak terjadi, bisa dimulai dari yang kecil dulu, misalnya; selektif dalam menentukan panitia dan dewan juri, atau bisa juga penentuan juri atu tim penilainya bukan dari guru bidang mata lomba tertentu, yang sudah menjadi pengajar di salah satu sekolah peserta lomba.

Selain dari itu, Juga harus ada sanksi tegas dari yang punya hajat besar (penyelenggara) kegiatan ini, baik di tingkat kota/kabupaten maupun kecamatan. Karena budaya curang itulah yang akan mencoreng nama baik dan melemahkan sistem yang ada. Itulah mungkin beberapa ide sederhana penulis  supaya kegiatan OSN, FLS2N dan OSN tahun ini berjalan dengan baik.

Dari uraian di atas mungkin bagi penulis jelaslah esensi sekaligus tabir dari O2SN, FLS2N dan OSN di tingkat apapun diadakannya, adalah momentum emas untuk melahirkan para siswa yang cerdas  intelektualnya (IQ), siap bergaul  dan kuat mentalnya (EQ), serta jujur dan tanggung jawab (SQ).

Itulah tiga  pondasi dasar yang tidak ada kata terlambat untuk terus menumbuhkembangkannya. Dari mulai usia dini sampai masa tua nanti, karena masa usia SD khususnya, adalah masa keemasan (Golden Age) bagi siswa dalam mencari jati dirinya untuk menemukan masa depannya kelak.

Ketiga kecerdasan itu sesungguhnya tidak bisa dipisahkan, karena sudah saling melekat dan menjadi satu keutuhan kebutuhan kecerdasan dasar manusia, tidak bisa dipilih-pilih mana yang harus diutamakan, dan mana yang harus diabaikan apalagi dihanguskan.

Melalui kegiatan O2SN, FLS2N dan OSN inilah pada hakikatnya kita sebagai orang tua sekaligus guru bagi generasi bangsa ini, sedang menggali ketiga kecerdasan dan keterampilan tersebut secara bersama-sama, dimulai dari tingkat sekolah dasar.

Seorang guru tentunya sangat bangga anak didiknya menjadi peserta lomba tersebut, terlebih orang tuanya, disinilah sebenarnya ada nilai penting yang hampir terlupakan, yaitu menanamkan kerjasama yang kuat antara warga sekolah (Kepala Sekolah, Guru dan Komite Sekolah) dengan orang tuanya. Guru dan orang tua bersama sama menggali potensi yang ada pada anak didiknya, sehingga bakat, keterampilan, potensi dan kemampuan (skill) yang ada pada anak didik kita  dapat terarahkan dengan baik.

Kesimpulan akhir dari penulis, bahwa sebutan juara bukanlah tujuan utama dari segalanya, tapi yang lebih utama adalah ketekunan, kesungguhan dan kejujuran dalam mencapainya. Selamat menempuh  O2SN, FLS2N dan OSN untuk Kota Serang dan Kabupaten Serang semoga mampu melahirkan generesi bangsa yang cerdas intelektualnya, emosinya dan spiritualnya.


1 komentar:

  1. Petisi penghapusan FLS2N http://chng.it/QLWXr8xYTC

    Tlg dsebarluaskan

    BalasHapus