Menyingkap
Tabir O2SN, FLS2N dan OSN
Oleh : Abu Silmy (Pengajar di SDN
Karundang 1)
Tinggal
menghitung hari, momentum yang ditunggu-tunggu akan tiba saatnya, yaitu O2SN
(Olimpiade Olahraga Siswa Nasional), FLS2N (Festival dan Lomba Seni Siswa
Nasional) dan OSN (Olimpiade Sains Nasional). Tiga kegiatan tersebut sudah
menjadi kegiatan rutin tahunan sekaligus hajatan akbar di tingkat kecamatan, kabupaten/kota
juga provinsi. Ketiganya adalah media sekaligus kesempatan emas untuk
menentukan siswa berbakat di bidang ilmu pengetahuan (sains) dan olahraga.
Ajang pencarian
juara tersebut, khususnya di Kota dan Kabupaten Serang dilaksanakan biasanya pada
semester kedua, sekitar awal bulan Februari. Sudah menjadi kepastian, dari
jauh-jauh hari, semenjak ajaran baru dimulai, siswa sudah mulai dilatih dan
dibimbing serius oleh para guru pendamping masing-masing mengenai akademiknya
(intelektualitas) juga mentalnya menghadapi ketiga kegiatan akbar di atas.
Selain
menjadi ajang pencarian juara, O2SN, FLS2N dan OSN juga sebagai sarana untuk
menyambungkan dan memperkuat tali silaturahmi antar guru dan kepala sekolah
juga pengawas binaan yang ada di SKPD-nya masing-masing, karena momentum ini
melibatkan seluruh unsur sekolah di tingkat SD, baik negeri maupaun swasta yang
ada di bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota/Kabupaten Serang. Semua
guru, kepala sekolah juga pengawas binaan ikut terlibat dan berperan aktif menyukseskan acara tersebut.
Karena menjadi momentum penting maka semuanya dipersiapakan
secara matang, dan bukan main-main. mempersiapkannya menghabiskan waktu, tenaga
dan pikiran. Tapi di situlah nikmatnya mendidik dan melatih peserta didik. Kebahagiaan
seorang guru sesungguhnya jika melihat para siswanya mempunyai semangat tinggi,
tekun belajar dan pintar-pintar tentunya. Karena didasari sebuah ibadah, maka
semanagat (ghiroh) menjalaninya.
Biasanya setelah
masing-masing sekolah selesai menyortir dan menentukan siswa pilihan untuk
mewakili sekolahnya untuk ajang tersebut, semua guru berperan aktif dengan keahliannya
masing masing dalam membimbing dan melatih penuh intensif, keringat, waktu dan
rasa capek menjadi modal utama untuk meraih kegemilangan pada hari penentuan
nanti.
Sudah
lumrah, dalam setiap ajang kompetisi atau perebutan juara selalu ada saja isu-isu
nyeleneh misalnya “curang”, “tidak transparan”, bahkan “nepotisme” dalam hal
penentuan juaranya, sehingga munculah opini negatif bahwa kegiatan tersebut
tidak sah dan harus diulangi lagi, isu-isu ini bisa terjadi juga di daerah mana
saja bahkan dianggap hal biasa bagi sebagian orang.
Saya
penuh harap dan yakin O2SN, FLS2N dan OSN
tahun ini akan lebih sukses dan
meriah dari tahun-tahun sebelumnya, tentunya lebih kompetitif juga suportif
dari semua unsur. Sehingga budaya serupa
nepotisme, negoisme dan pelanggaran lainnya akan terkubur dalam
dengan sendirinya.
Budaya-budaya
itulah yang akan mencoreng hajat dan pesta bersama ini, sekaligus membunuh
karakter, bakat dan semangat siswa juga melemahkan sistem dan unsur yang
terlibat sehingga kesungguhan, ketekunan dan keringat para peserta (siswa) lomba
dan pelatih (guru) terasa sia-sia.
Sebagai
penangkal budaya-budaya diatas tidak terjadi, bisa dimulai dari yang kecil dulu,
misalnya; selektif dalam menentukan panitia dan dewan juri, atau bisa juga penentuan
juri atu tim penilainya bukan dari guru bidang mata lomba tertentu, yang sudah menjadi
pengajar di salah satu sekolah peserta lomba.
Selain
dari itu, Juga harus ada sanksi tegas dari yang punya hajat besar
(penyelenggara) kegiatan ini, baik di tingkat kota/kabupaten maupun kecamatan.
Karena budaya curang itulah yang akan mencoreng nama baik dan melemahkan sistem
yang ada. Itulah mungkin beberapa ide sederhana penulis supaya kegiatan OSN, FLS2N dan OSN tahun ini
berjalan dengan baik.
Dari
uraian di atas mungkin bagi penulis jelaslah esensi sekaligus tabir dari
O2SN, FLS2N dan OSN di tingkat apapun diadakannya, adalah momentum emas untuk melahirkan
para siswa yang cerdas intelektualnya (IQ),
siap bergaul dan kuat mentalnya (EQ),
serta jujur dan tanggung jawab (SQ).
Itulah tiga pondasi dasar yang tidak ada kata terlambat
untuk terus menumbuhkembangkannya. Dari mulai usia dini sampai masa tua nanti,
karena masa usia SD khususnya, adalah masa keemasan (Golden Age) bagi
siswa dalam mencari jati dirinya untuk menemukan masa depannya kelak.
Ketiga
kecerdasan itu sesungguhnya tidak bisa dipisahkan, karena sudah saling melekat
dan menjadi satu keutuhan kebutuhan kecerdasan dasar manusia, tidak bisa
dipilih-pilih mana yang harus diutamakan, dan mana yang harus diabaikan apalagi
dihanguskan.
Melalui
kegiatan O2SN, FLS2N dan OSN inilah pada hakikatnya kita sebagai orang tua
sekaligus guru bagi generasi bangsa ini, sedang menggali ketiga kecerdasan dan
keterampilan tersebut secara bersama-sama, dimulai dari tingkat sekolah dasar.
Seorang
guru tentunya sangat bangga anak didiknya menjadi peserta lomba tersebut,
terlebih orang tuanya, disinilah sebenarnya ada nilai penting yang hampir
terlupakan, yaitu menanamkan kerjasama yang kuat antara warga sekolah (Kepala
Sekolah, Guru dan Komite Sekolah) dengan orang tuanya. Guru dan orang tua
bersama sama menggali potensi yang ada pada anak didiknya, sehingga bakat,
keterampilan, potensi dan kemampuan (skill) yang ada pada anak didik
kita dapat terarahkan dengan baik.
Kesimpulan
akhir dari penulis, bahwa sebutan juara bukanlah tujuan utama dari segalanya, tapi
yang lebih utama adalah ketekunan, kesungguhan dan kejujuran dalam mencapainya.
Selamat menempuh O2SN, FLS2N dan OSN
untuk Kota Serang dan Kabupaten Serang semoga mampu melahirkan generesi bangsa yang
cerdas intelektualnya, emosinya dan spiritualnya.
Petisi penghapusan FLS2N http://chng.it/QLWXr8xYTC
BalasHapusTlg dsebarluaskan